Sunday, April 12, 2009

sinopsis film: Dead Poets Society


John Keating: Robin Williams

Dan Tujuh anak laki-laki, Neil Perry (Robert Sean Leonard), Todd Anderson (Ethan Hawke), Knox Overstreet (Josh Charles), Charlie Dalton (Gale Hansen), Richard Cameron (Dylan Kussman), Steven Meeks (Allelon Ruggiero) dan Gerard Pitts (James Waterston).

“Carpe Diem” sederhana tapi telah mampu menyihir sekelompok siswa melakukan perlawanan terhadap gaya disiplin yang dipraktekkan sekolah Welton. Carpe Diem sendiri memiliki arti raihlah mimpimu, demikian yang selalu dikatakan salah satu staf pengajar Mr. Keating atau akrab disapa sebagai “My Captain”. Dengan keyakinan bahwa kata-kata dan ide bisa merubah dunia, sekelompok siswa berinisiatif untuk kembali membentuk Death Poet’s Society yang tengah lama vacuum semenjak Mr. Keating lulus dari Welton, dimulai dengan seorang siswa yang menemukan buku tahunan pada angkatan My captain dan membawa mereka untuk merajut kembali kenangan Death Poet’s Society. Bagi klub ini sekolah bukanlah tempat yang tepat untuk mengembangkan diri karena hanya dalam mimpilah manusia dapat bebas. Seringkali mereka keluar di malam hari untuk mencari tempat sepi, tempat yang cocok bagi segala ekspresi mereka dari membaca puisi sampai merokok demi meraih kembali kebebasan yang terenggut setelah mereka bersekolah di tempat ini. Dari kegiatan melanggar kedisiplinan pula Charles Dalton yang menjuluki dirinya sendiri sebagai Nuwanda memiliki ide menyelundupkan artikel gelap untuk menuntut Welton menerima perempuan, atas nama Death Poets Society. Terkejut menerima pesan tersebut sang kepala sekolah kembali teringat dengan kejadian serupa pun dengan nama kelompok berandalan yang sama, tak dapat mengelak Mr. Keating menerima tuduhan sebagai dalang dari semua kejadian melecehkan sekolah tersebut. Belum lagi karena termotifasi oleh kata-kata Mr. Keating seorang siswa bernama Knox nekat bunuh diri karena ia tidak tahan dikekang oleh tiap keinginan orang tuanya. Bagaimana reaksi siswa dengan konsekuensi hukuman atas segala perbuatan mereka??

film yang sangat disarankan bagi para kritikus pendidikan sekaligus sarat inspirasi. Peran Robin Williams sebagai Mr.Keating begitu berpengaruh, tidak hanya bagi para siswa Death Poet’s Society juga bagi para penonton. Melalui puisi ia mengajarkan bahwa manusia tidak sedang membaca puisi karena sekedar bagus, tapi lebih dari itu karena kita adalah manusia, dan manusia penuh gairah. Jadi raihlah mimpimu.

Pesan Knox sebelum bunuh diri:

Ia merencanakan hidupku tapi tak pernah menanyakan apa yang aku inginkan.

sinopsis film: 'Before the Devil Knows You're Dead.'


'Before the Devil Knows You're Dead.'

Andy      : Philip Seymour Hoffman

Hank      : Ethan Hawke

Charles   : Albert Finney

Nannete : Rosemary Harris

Hank harus menerima kenyataan pahit bahwa hari itu perampokannya gagal total, benar-benar total mimpi buruk karena rekannya harus meregang nyawa di ujung pistol wanita senja penjaga toko, yang telah berhasil dilukai. Desain cerita dengan alur maju mundur film ini akan menggiring penonton meretas misteri satu per satu dari masa lalu yang kelam hingga perselingkuhan. Di mulai ketika kegagalan tersebut, justru melahirkan konflik dalam keluarga Hanson karena tanpa diduga penjaga toko yang kritis adalah ibu Hank sendiri. Sebenarnya ia sadar tatkala memiliki rencana untuk melakukan perampokan, sasaran toko perhiasan tersebut adalah milik orang tuanya. Tapi Andy, kakak Hank berhasil meyakinkannya untuk menghiraukan ikatan emosional lagipula perencanaan waktu perampokan sudah melalui pengamatan bahwa jam tersebut ibu mereka tidak mungkin sedang bekerja di toko. Kebutuhan yang mendesak terhadap uang juga tidak mungkin dihiraukan, maka perampokan pun segera dilaksanakan.

Memang malang benar nasib Hank karena tak lama kemudian ibunya Nannete Hanson juga harus pergi, seluruh keluarga begitu terpukul terutama sang ayah Charles Hanson yang terus bertekad untuk mencari sang pelaku. Tak cukup berhenti di situ saja Hank juga harus menghadapi keluarga rekan perampokannya yang menuntut sejumlah uang untuk biaya hidup, apabila tidak dikabulkan konsekuensi kasus terbongkar harus dihadapi Hank. Terlibat masalah runyam tersebut Hank kembali meminta bantuan Andy, dan rencana perampokan ke dua pun muncul. Kali ini sasarannya seorang pengedar narkoba kenalan Andy, tidak percuma karena perampokan ini sukses. Namun keberhasilan tidak terlalu lama bersanding di sisi Hank dan Andy, karena di tengah usaha-usaha tersebut ternyata ayah mereka mulai berhasil menyingkap kabut misteri sang pelaku. Lalu apa yang terjadi ketika Charles Hanson mengetahui siap pembunuh istrinya??

           

Sinopsis Film: Green Mile




Green Mile

Tom Hanks (Boss Edgecomb)

Michael Clarke Dunkan (John Coffey)

Suatu hari penjara Blok E kedatangan tamu istimewa bernama John Coffey. Tuduhan sebagai sebagai pelaku pedofil sekaligus pembunuhan telah menyeret John ke dalam gelapnya penjara; Mengerikan karena ia benar-benar takut kegelapan bahkan tak segan ia menangis agar lampu tetap menyala. Meskipun dengan tubuh raksasa membuatnya terkesan berbahaya, tapi siapa mengira penjara muram yang berisi para tahanan dengan vonis maksimum (hukuman mati) justru menjadi lebih hidup dari tempat manapun sejak kedatangan John. Terlebih John Coffey adalah sebuah mukjizat,karena telah berhasil menyembuhkan infeksi saluran kencing parah seorang awak penjara bernama Boss Edgecomb (Tom Hanks). Interaksi dengan narapidana lain pun teramat baik, bahkan para sipir begitu menghargainya. Meski sosok John terkesan mendominasi alur cerita, namun tetap menyuguhkan banyak kejutan. Lalu apakah hukuman mati dapat dihindarinya terlebih setelah mampu menolong istri kepala sipir yang menderita tumor otak?? Di sinilah Boss Edgecomb harus menghadapi dilemma runyam antara tugas dan di sisi lain bahwa saat-saat seperti inilah ia harus membalas segala mukjizat John selama di penjara. Bagaimanapun orang yang baik harus mati, tetapi kematian tidak akan membunuh namanya.

Pengalaman menikmati film ini benar-benar merupakan pengalaman luar biasa, setidaknya film Green Mile telah berhasil meramu kutub ekstrem positif dari John Coffey dengan ekstrem negative dari Percy begitu apik. emosi penonton akan terbawa naik turun bak jet coster kala melihat adu acting ke dua peran tersebut. Tak dapat disangkal memang, bahwa setiap film dari adaptasi karya Stephen King selalu menyuguhkan akhir yang tak terduga.